Bab. 1 Multimedia
1.1 Pendahuluan
Multimedia dalam bab ini menjadi bahan kajian yang penting
karena kita akan membahas mulai dari pengertian, komponen, distribusi, authoring tools dan pemanfaatan
multimedia. Pembahasan ini diharapkan memberi pemahaman konseptual yang menjadi
dasar untuk pembahasan pokok dari buku
ini yakni multimedia pembelajaran. Meskipun dibahas
secara konseptual, kita akan menghadirkan contoh yang kongkrit sehingga
memudahkan pemahaman.
1.2 Pengertian Multimedia
Istilah multimedia secara etimologis berasal dari kata
multi dan media. Multi berarti banyak atau jamak dan media berarti sarana untuk menyampaikan pesan atau informasi
seperti teks, gambar, suara, video. Jadi secara bahasa istilah multimedia
adalah kombinasi banyak atau beberapa
media seperti teks, gambar, suara, video yang digunakan untuk menyampaikan
pesan atau informasi. Pengertian ini memang masih sangat umum yakni masih belum secara spesifik menunjukkan
bagaimana bentuknya dan bagaimana
proses pembuatannya dan belum juga tersirat apakah dimanipulasi secara digital
atau manual.
Multimedia dibuat untuk tujuan tertentu tergantung
pemanfaatannya. Multimedia yang digunakan untuk mempermudah siswa
dalam memahami materi pembelajaran
sehingga mencapai tujuan
pembelajaran tertentu sering disebut dengan multimedia pembelajaran.
Dalam menggunakan aplikasi multimedia itu siswa tentu melakukan aktivitas atau berinteraksi dengannya misalnya dengan
mengklik tombol-tombol navigasi (next,
back, home), mengklik
menu, memilih alternatif jawaban, menulis teks, menggeser objek, dan lain-lain.
Aplikasi multimedia seperti itu lazim disebut dengan multimedia pembelajaran
interaktif.
1.3 Elemen Multi Media
1. Elemen
Multimedia - TEKS
Teks
adalah elemen multimedia yang paling dasar. Teks terdiri atas gabungan kata
yang digunakan untuk mengekspresikan suatu pesan/informasi. Pilihan kata yang
tepat akan memudahkan menyampaikan pesan kepada pengguna. Pemanfaatan teks
dalam sajian multimedia sangat banyak. Bahkan bisa
dikatakan bahwa hampir setiap produk multimedia pasti
mengandung elemen teks. Teks sering digunakan untuk menyajikan isi, penjelasan,
menu, label, caption, dan lain-lain
2. Elemen Multimedia – ANIMASI
Animasi adalah rangkaian
gambar yang bergerak
secara urut guna
menyajikan suatu proses
tertentu. Animasi merupakan salah satu komponen multimedia yang menarik
dan banyak digunakan untuk menyajikan materi pembelajaran yang sulit. Animasi
merupakan komponen multimedia yang mempunyai
peranan penting dalam
membantu peserta didik memahami dan mencerna topik pembelajaran yang kompleks dan abstrak.
Animasi bisa berisi ilusi gerak suatu proses yang disertai teks penjelasan
serta narasi. Melalui animasi, suatu proses yang panjang dan kompleks dapat disajikan tahap demi tahap, sehingga mudah dipelajari. Peserta
didik dapat pula
mendapat gambaran yang nyata
ketika topik pembelajaran
yang abstrak divisualisasikan secara sederhana.
3.
Elemen Multimedia – VIDEO
Video merupakan rekaman
kejadian/peristiwa atau proses yang berisi urutan gambar bergerak
disertai suara. Isi video lebih realistik dibanding animasi. Video membutuhkan tempat penyimpanan yang besar.
Video digital kini menjadi komponen multimedia yang populer karena mudah
diolah oleh komputer.
Video digital membutuhkan persyaratan perangkat keras
komputer yang tinggi dalam hal prosesor dan memory serta periperal pendukung.
1.4 Penyajian Multimedia
1.5 Alat membuat Multimedia
1.6 Distribusi Multimedia
1.7 Pemanfaatan Multimedia
1.4 Ringkasan
Multimedia adalah kombinasi berbagai media seperti teks, gambar, suara, animasi, video dan
lain-lain secara terpadu dan sinergis melalui komputer atau peralatan
elektronik lain untuk mencapai tujuan tertentu. Pemanfaatan multimedia saat ini sangat luas mulai dari
bidang pendidikan, bisnis, hingga rumah tangga. Multimedia dapat
disajikan baik secara linier maupun non- linier tergantung kebutuhan.
Kelebihan BAB I ini
adalah menjelaskan secara detail pengertian multimedia, elemen multimedia,
peyajian multimedia, alat serta distribusi pemanfaatan multimedia. Kekurangan
BAB I ini adalah masih kurangnya contoh-contoh pada elemen teks, dan elemen
gambar.
Bab. II Prinsip Multimedia
2.1.
Pendahuluan
Multimedia
pembelajaran adalah kombinasi
teks, gambar, grafik, suara,
video, animasi, simulasi secara terpadu dan sinergis dengan bantuan aplikasi
komputer tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Dalam
bab ini
kita akan membahas
teori kognitif multimedia
pembelajaran,prinsipmultimedia pembelajaran, dan aspek multimedia pembelajaran.
Dalam membahas prinsip multimedia pembelejaran akan disajikan beberapa hasil
penelitian untuk menunjukkan penerapan prinsip tersebut di lapangan.
2.2.
Teori
Kognitif Multimedia Pembelajaran
Dalam
multimedia pembelajaran, materi disajikan melalui kata-kata baik narasi maupun
teks tertulis dan gambar baik diam
maupun bergerak. Pembelajaran yang bermakna dengan menggunakan kata-kata dan
gambar tersebut dijelaskan dalam
Teori Kognitif Multimedia Pembelajaran (Mayer, 2009)
teori
belajar cognitivist yang diperkenalkan oleh seorang
profesor psikologi Amerika Richard Mayer pada 1990-an. Teori ini adalah
sub-teori teori beban kognitif Sweller (1998) yang diterapkan terutama untuk
pembelajaran multimedia, dan karena itu memiliki banyak kesamaan dengan itu. Asumsi dasar
teori Mayer adalah bahwa memori kerja manusia memiliki dua sub-komponen yang
bekerja secara paralel (visual dan auditory) dan pembelajaran dapat lebih
berhasil jika kedua saluran ini digunakan
untuk pengolahan informasi pada waktu yang sama.
- Saluran ganda
- Kapasitas terbatas
- Pemrosesan aktif
2.1. 2.3 Prinsip
Multimedia Pembelajaran
Tantangan kita adalah bagaimana agar ketika siswa belajar melalui multimedia pembelajaran dapat mengurangi aktivitas extraneous processing, mengelola aktivitas essential processing dan meningkatkan aktivitas generative processing. Implikasi praktis dari teori kognitif multimedia pembelajaran sebagaimana dijelaskan di atas adalah munculnya berbagai prinsip, yang dikenal dengan prinsip multimedia pembelajaran (Mayer, 2009).
Prinsip untuk mengurangi aktivitas extraneous processing antara lain: Contiguity, Coherence, Signaling, Redundancy. Prinsip untuk mengelola aktivitas essential processing antara lain: Segmenting, Pre-training, Modality. Prinsip untuk meningkatkan aktivitas generative processing antara lain: Multimedia, Personalization, Interactivity.
2.4 Aspek Multimedia Pembelajaran
Multimedia pembelajaran dimaksudkan sebagai media pembelajaran yang digunakan secara mandiri oleh siswa. Program multimedia pembelajaran akan memberi kesempatan kepada siswa untuk lebih leluasa dan lebih individual terhadap materi pelajarannya.
Ringkasan
Prinsip multimedia pembelajaran dilandasi atas teori kognitif multimedia pembelajaran yang menyatakan bahwa seseorang yang belajar melalui multimedia, informasi akan masuk melalui kanal auditory dank anal visual. Kedua kanal ini harus digunakan secara seimbang agar tidak membebani salah satu kanal. Teori ini didasarkan pada tiga asumsi, yakni: saluran ganda, kapasitas terbatas, dan pemrosesan aktif. Prinsip untuk mengurangi aktivitas extraneous processing antara lain: Contiguity, Coherence, Signaling, Redundancy. Prinsip untuk mengelola aktivitas essential processing antara lain: Segmenting, Pre-training, Modality. Prinsip untuk meningkatkan aktivitas generative processing antara lain: Multimedia, Personalization, Interactivity.
BAB ini menjelaskan
terperinci mengenai prinsip-prinsip multimedia pembelajaran serta tiga asumsi
Mayer dalam penerimaan informasi. Kekurangan buku ini adalah seharusnya
dicantumkan contoh tampilan yang tepat, karena kalau hanya dalam bentuk ulasan
teks masih banyak pembaca akan bingung mengenai tampilan yang tepat.
Bab. III Multimedia Media
Interaktif
1.1 Pendahuluan
Dalam bab ini kita akan membahas pengertian MPI, level
interaktivitas, strategi penyajian MPI,
meningkatkan motivasi dalam MPI,
dan komponen MPI.
1.2 Pengertian MPI
Pengertian multimedia pembelajaran
interaktif atau selanjutnya
disebut MPI adalah suatu program pembelajaran yang berisi kombinasi teks,
gambar, grafik, suara, video, animasi, simulasi secara terpadu dan sinergis dengan bantuan perangkat
komputer atau sejenisnya
untuk mencapai tujuan
pembelajaran tertentu dimana pengguna dapat secara aktif
berinteraksi dengan program. Tiga hal
pokok atau kata kunci dalam MPI tersebut adalah multimedia, pembelajaran, dan interaktif. Ketiga hal pokok
tersebut harus ada.
1.3 Level Interaktivitas
Level interaktivitas suatu MPI menunjukkan seberapa aktif pengguna dalam berinteraksi dengan program. Tingkatan interaktivitas dalam MPI dapat diidentifikasi sebagai berikut.
- Navigasi video/audio
- Navigasi halaman
- Kontrol menu/link
- Kontrol animasi
- Hypermap
- Respon-feedback
- Drag and drop
- Kontrol simulasi
- Kontrol game
Strategi Penyajian MPI
Beberapa strategi penyajian materi dalam program MPI adalah metode drill-and-practice, metode tutorial, metode simulasi.
- Metode drill-and-practice
· Metode tutorial
· Metode simulasi
· Metode games
Komponen MPI
Komponen MPI yang lengkap antara lain adalah sebagai berikut.
Membuat "Titel page"
Membuat “Petunjuk”
Membuat “Menu”
Membuat “Tombol”
Penyajian Teks
Penyajian Gambar
Penyajian Animasi
Penyajian Suara
Penyajian Video
Penyajian Simulasi
Membuat “Evaluasi”
Membuat “Penutup”
Ringkasan
Multimedia pembelajaran interaktif
adalah suatu program pembelajaran
yang berisi kombinasi teks, gambar, grafik, suara, video, animasi, simulasi
secara terpadu dan sinergis dengan bantuan perangkat komputer atau sejenisnya
untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dimana pengguna dapat secara aktif
berinteraksi dengan program
Bab. IV Multimedia Media Interaktif
4.1. Pendahuluan
Model pengembangan adalah langkah sistematis dalam membuat
program MPI. Ada banyak model yang sering dipakai oleh para pengembang MPI.
Dalam bab ini akan disajikan beberapa model yang sudah
dikenal, dan kemudian akan disajikan model
pengembangan yang dipakai dalam buku ini.
4.2. 4.2 Model
Pengembangan MPI
· Model APPED
Model APPED adalah model pengembangan multimedia
pembelajaran interaktif yang diinspirasi akan kebutuhan penelitian jenis R
& D dimana pada tahap awal diperlukan upaya penelitian
sebagai bagian dari
penelitian dan pengembangan.
Model APPED ini terdiri atas 5 langkah sistimatis dan logis yakni: Analisis dan
Penelitian Awal, Perancangan,
Produksi, Evaluasi, Diseminasi. Lihat gambar di bawah.
Tahap Analisis dan Penelitian Awal merupakan kunci dari R & D yakni perlunya analisis kebutuhan MPI dan kajian mendalam tentang karakteristik siswa, teknologi, cakupan materi, capaian pembelajaran, MPI yang ada, studi literatur, kebutuhan beaya. Hasil kajian tersebut digunakan sebagai dasar perancangan pada tahap berikutnya. Dokumen rancangan yang berisi
outline, flowchart, screen design
dan story board dijadikan pedoman pada tahap produksi. Proses
produksi membutuhkan banyak sumber daya
karena mulai membuat prototipe
komponen multimedia dan dilanjutkan dengan menyusun semua komponen dalam projek
MPI menggunakan authoring tools.
· Model ADDIE
ADDIE
adalah model generik yang banyak
digunakan oleh perancang
instruksional untuk pengembangan Instructional System Design – ISD. Model ADDIE
terdiri atas 5 langkah, yaitu Analysis, Design, Development,
Implementation, Evaluation.
·
Model Alessi-Trollip
Model
Alessi-Trollip (2001) diambil dari bukunya yang berjudul Multimedia for Learning. Saat ini model Alessi- Trollip
mulai banyak digunakan sebagai acuan oleh pengembang MPI karena sejak awal
model ini dimaksudkan untuk pengembangan multimedia pembelajaran. Model ini
memiliki 3 langkah utama yaitu: Planning,
Design, Development (lihat skema di bawah
· Model LEE
Model LEE (2004) sebenarnya belum banyak digunakan sebagai acuan, akan tetapi dengan melihat tahapannya yang komprehensif, maka model ini layak untuk dipakai. Tahapan dalam model LEE ini adalah Needs assessment, Front-end analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation (lihat gambar di bawah).
· Model Borg & Gall
Model Borg & Gall (1983) adalah model pengembangan klasik yang paling banyak diacu oleh para pengembang di bidang pendidikan. Langkah-langkah dalam model ini adalah: Research and information collecting, Planning, Develop preliminary form of product, Preliminary field testing, Main product revision, Main field testing, Operational product revision, Operational field testing, Final product revision, Dissemination and Implementation.
·
Model Ivers & Barron
Model Ivers & Barron (2002) belum banyak digunakan sebagai acuan para pengembang. yaitu: Decide, Design, Develop (lihat gambar di bawah).
4.3 Pengembangan MPI
Model pengembangan yang digunakan dalam buku ini disebut sebagai Model APPED. Model ini dapat digunakan sebagai acuan dalam penelitian R&D (Research and Development).
4.4 Ringkasan
Selain dijelaskan secara ringkas beberapa model pengembangan yang terkenal seperti: ADDIE, Alessi-Trollip, Borg&Gall, LEE, Ivers & Barron, dalam bab ini dikenalkan dan dijelaskan secara detil model APPED. Model APPED yang terdiri atas: Analisis dan Penelitian Awal, Perancangan, Produksi, Evaluasi dan Diseminasi ini tepat dipakai sebagai acuan dalam penelitian jenis R & D.
Bab. V Multimedia Media Interaktif
5.1. Pendahuluan
Evaluasi
merupakan salah satu tahapan yang sangat penting dalam proses pengembangan MPI.
Evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui kualitas program multimedia yang telah
dibuat oleh orang
lain, untuk mendapatkan agar
program multimedia yang kita kembangkan menjadi berkualitas, dan untuk
mengetahui efektifitas dan dampak program multimedia dalam pembelajaran.
5.2. Kriteria
Kualitas MPI
Kriteria yang digunakan untuk menilai kualitas MPI meliputi tiga aspek,
yakni: Isi, Instruksional, dan Tampilan. Isi
atau materi suatu
MPI harus memenuhi
standar kualitas bidang ilmu yang menjadi pokok bahasan MPI, sehingga
siswa tidak bingung dalam mempelajari materi pembelajaran secara mandiri.
Berikut dibahas ketiga
aspek kriteria kualitas
MPI tersebut.
1. Aspek Isi
Aspek isi atau materi terdiri atas beberapa sub-aspek yang berkaitan
dengan kualitas isi atau materi pembelajaran.
2.
Aspek Instruksional
Aspek instruksional atau aspek pedagogis seharusnya dievaluasi oleh
ahli pembelajaran atau
instruksional, namun biasanya
dalam praktek sering
dijadikan satu untuk dievaluasi oleh ahli media.
3. Aspek Tampilan
Aspek ini
berkaitan dengan tampilan dari produk MPI yakni
merupakan komponen antar muka atau sesuatu yang menghubungkan antara isi materi
pembelajaran dengan pengguna.
5.3 Evaluasi Formatif
Evaluasi
formatif terdiri atas tiga tahap yaitu ongoing
evaluation, alpha testing dan beta testing. Dalam proses pengembangan
perangkat lunak pembelajaran, di samping selalu dilakukan evaluasi yang terus
menerus atau ongoing evaluation paling
tidak setelah program selesai perlu dilakukan dua macam evaluasi, yakni Alpha Testing dan Beta
Testing (Allessi dan Trollip, 2001).
5.4 Evaluasi Sumatif
Evaluasi sumatif dilakukan bila program sudah mantap dan perbaikan-perbaikan besar sudah tidak dilakukan lagi, sehingga program siap digunakan secara luas. Implementasi evaluasi sumatif sering menggunakan model Kirkpatrick empat level yang sudah terkenal untuk mengevaluasi program-program pembelajaran termasuk program MPI. Evaluasi model Kirkpatrick (2006) ini terdiri atas empat level yaitu: level pertama Reactions, level kedua Learning, level ketiga Behavior, dan level keempat Results. Gambar di bawah menunjukkan empat level dalam model evaluasi Kirkpatrick.
DAFTAR
PUSTAKA
Alessi and Trolip. (2001). Multimedia for learning:
Methods and development. Boston: Allyn and Bacon.
Borg, W. & Gall, M. (1983), Educational Research: An
Introduction 4th edition. New York: Longman Inc.
Chapman. (2009). Digital Multimedia. 3ed. New York: John
Wiley & Sons.
Clark, Ruth Colvin and Mayer, Richard E. (2016). E-
Learning and the science of instruction: proven guidelines for
consumers and designers
of multimedia learning, 4th
ed. San Francisco,
CA: John Wiley & Sons, Inc.
Höffler, T. N., & Leutner,
D. (2007). Instructional animation versus static pictures: A meta-analysis. Learning and
Instruction, 17, 722–738.
Ivers and Barron. (2002). Multimedia Projects in
Education: Designing, Producing, and Assessing, 2ed. Westport: Teacher Ideas
Press.
Lee, William W and Owens, Diana L. (2004). Multimedia-
based instructional design: computer-based training, web-based training,
distance broadcast training, performance-based
solutions, 2nd ed.
San Francisco, CA: John Wiley & Sons, Inc.
Maloni, T.W., and Lepper, M.R. (1987). Making learning
fun: A taxonomy of intrinsic motivation for learning. In
R.E. Snow & M.J. Farr (Eds.),
Aptitude, Learning, and InstructionaI. Conative and Affective
Process Analysis. Hillsdale, N J: Lawrence Erlbaum.
Mayer, R.
E. (2001). Multimedia
learning 1st Edition.
Cambridge:
Cambridge University Press.
Mayer, R.
E. (2009). Multimedia learning 2nd Edition.
Cambridge:
Cambridge University Press.
Mayer, R. E., Mathias, A., & Wetzell, K. (2002).
Fostering understanding of multimedia
messages through pretraining: Evidence
for a two-stage
theory of mental model construction. Journal of Experimental Psychology:
Applied, 8, 147–154.
Moreno, R., & Mayer, R. E. (1999) Cognitive principles
of multimedia learning: The role of modality and contiguity. Journal of
Educational Psychology, 91, 358–368.
Moreno, R., & Mayer, R. E. (2000). Engaging students
in active learning: The case for personalized multimedia messages. Journal of
Educational Psychology, 92, 724–733.
Morrison, Gary R. Designing Effective Instruction, 6th
Edition. John Wiley & Sons, 2010.
Reddi
UV, Mishra S. (2003). Educational multimedia: A handbook for
teacher-developers. New Delhi: CEMCA Surjono,
Herman D. (2013). Membangun Course Elearning berbasis Moodle Edisi Kedua. Yogyakarta: UNY
Press.
Sweller, J. (1988). Cognitive load during problem solving: Effects on
learning. Cognitive Science, 12, 257-285.
Vaughan, Tay. (2011). Multimedia: Making It Works. 8th Edition. New York:
McGraw Hill.
Adapun Materi yang belum di bahas dalam buku ini dan dianggap perlu untuk dimasukan sebagai bahan literasi bagi pembaca sebagai berikut:
Pada Bab 3 Multimedia Pembelajaran Interaktif
Sub tema 3.4 Strategi Penyajian
Beberapa strategi penyajian materi dalam program MPI dalam buku ini adalah :
- Metode drill-and-practice
- Metode tutorial
- Metode simulasi
- Metode games
Namun belum membahas strategi penyajian model :
- Socrates,
- Hybrid
- Inquiri dan informational
Posting Komentar untuk "#Review Buku: MPI"