VARIABEL PENELITIAN KUANTITATIF
Variabel adalah suatu
sebutan yang bentuknya dapat diberi nilai angka (kuantitatif) atau nilai mutu
(kualitatif). Variabel dari suatu penelitian merupakan kegiatan menguji
hipotesis (kesimpulan atau dugaan sementara). Artinya menguji kecocokan antara
teori dan fakta empiris yang ada di dalam dunia nyata. Jadi, variabel bisa juga
diartikan sebagai suatu atribut, sifat atau nilai dari orang, serta objek atau
kegiatan yang memiliki variasi tertentu untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya
oleh seorang peneliti.
Variabel merupakan
pengelompokan secara logis dari dua atau lebih suatu atribut dari objek yang
diteliti. Variabel penelitian sudah pasti memiliki sifat beragam (bervariasi).
Variasi nilai pada variabel penelitian ini merujuk pada ragam karakteristik,
berbeda antar satu dengan lainnya. Selain bervariasi, variabel penelitian juga
harus dapat diukur. Mengingat penelitian kuantitatif mengharuskan hasil
penelitiannya bersifat objektif, terukur dan dapat selalu terbuka untuk diuji.
Penggunaan istilah
variabel penelitian memang lebih dikenal dalam jenis penelitian kuantitatif,
jenis penelitian yang hasilnya diperoleh melalui perhitungan matematis.
B. JENIS-JENIS VARIABEL KUANTITATIF
1.
Variabel Bebas ( Variabel Independent)
Contohnya penelitian dengan judul
“pengaruh minat baca terhadap prestasi belajar siswa” variabel bebasnya adalah
minat baca, karena variabel tersebut berdiri sendiri dan dianggap mempengaruhi
perubahan yang terjadi pada variabel lainnya yaitu prestasi belajar siswa.
2. Variabel Terikat (Variabel Dependent)
Berkebalikan dengan variabel bebas, variabel terikat berarti variabel yang dipengaruhi oleh variabel lainnya. Variabel ini keberadaannya dianggap merupakan suatu akibat dari adanya variabel bebas.Variabel terikat dapat juga disebut sebagai variabel outcome, criterion, effect, dan response. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2018). Pengertian lain juga menjelaskan bahwa variabel terikat bergantung pada variabel bebas (Creswell, 2019).
Contohnya penelitian dengan judul
“pengaruh minat baca terhadap prestasi belajar siswa” berarti variabel
terikatnya adalah prestasi belajar siswa, karena hasil prestasi siswa dianggap
dipengaruhi oleh minat baca siswanya. Dalam menjelaskan hubungan antar variabel
bebas dan terikat terdapat tiga istilah yang dikenal yaitu hubungan simetris,
timbal balik, dan asimetris.
Hubungan simetris berarti suatu
variabel tidak memiliki hubungan pengaruh/dipengaruhi oleh variabel lain. Dua
variabel dalam hubungan simetris mempunyai kecenderungan arah yang sama.
Contohnya terdapat penelitian dengan judul “pengaruh pola makan pada tinggi
badan dan berat badan anak”. Hubungan simetris dari variabel yang ada pada
penelitian ini adalah pada tinggi badan dan berat badan. Keduanya saling
berhubungan tetapi tidak saling mempengaruhi.
Hubungan timbal balik berarti suatu
variabel dapat menjadi penyebab sekaligus akibat bagi variabel lainnya.
Contohnya variabel kualitas pendidikan dengan tingkat ekonomi nasional. Kedua
variabel tersebut memiliki pengaruh satu sama lain. Semakin tinggi kualitas
pendidikan maka semakin tinggi pula ekonomi suatu negara. Berlaku juga
sebaliknya, apabila ekonomi suatu negara tinggi maka kualitas pendidikannya
akan tinggi pula.
Hubungan asimetris berkebalikan dengan hubungan simetris yang berarti satu variabel memiliki pengaruh atas variabel lainnya. Contohnya seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya mengenai variable minat baca dan varibael prestasi belajar siswa.
C. Variabel Moderator
Variabel moderator merupakan variabel bebas yang memengaruhi arah atau kekuatan hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat (Thompson, 2006). Variabel moderator biasanya disebut sebagai variabel independen kedua (Sugiyono, 2018). Variabel ini adalah variabel baru yang dikonstruksi sendiri oleh peneliti dengan cara mengambil satu variabel dan mengalikannya dengan variabel lain untuk mengetahui dampak keduanya (seperti, umur x sikap = kualitas hidup yang berdampak pada harga diri), dimana variabel-variabel ini biasanya terdapat pada penelitian eksperimen (Creswell, 2019).
Variabel ini mempunyai karakteristik
dasar, yakni lebih sulit berubah dalam jangka waktu tertentu dan sering
digunakan dalam analisis regrasi linear, atau structural equation modeling. Contohnya, pengaruh kemampuan terhadap
kinerja. Usia dan kepribadian seseorang adalah variabel moderator dari contoh
tersebut, artinya kemampuan kinerja akan semakin kuat apabila seseorang berada
di usia yang relatif muda dan ada kepribadian tipe tertentu.
D. Variabel Intervening
Tuckman (1988) faktor yang secara
teoritis mempengaruhi fenomena yang diamati tetapi tidak dapat dilihat, diukur,
atau dimanipulasi. Holmbeck (1997) variabel yang menentukan bagaimana (atau
mekanisme yang dengannya) efek yang diberikan terjadi antara variabel
independen dan variabel dependen. Sugiyono (2019) variabel yang secara teoritis
mempengaruhi hubungan antar variabel independen dan dependen menjadi hubungan
yang tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diukur. Variabel ini merupakan
variabel penyela/antara yang terletak di antara variabel independen dan
dependen, sehingga variabel independen tidak langsung mempengaruhi berubahnya
atau timbulnya variabel dependen.
Variabel interveining disebut juga variabel perantara, sebab keberadaannya dapat mempengaruhi hubungan variabel bebas dengan variabel terikat. Contoh variabel interveining adalah misalnya dalam penelitian yang berjudul pengaruh IQ terhadap nilai matematika melalui frekuensi belajar. Konsep dari judul tersebut, diduga IQ mempengaruhi nilai matematika siswa namun harus melalui frekuensi belajar. Sebab meskipun IQ tinggi tetapi tidak belajar maka nilai ujian matematika juga akan diduga rendah.
perbedaan yang sangat mendasar yaitu:
- Variabel intervening (mediator/mediasi) berada dalam satu jalur hubungan sedangkan variabel moderator berada di luar jalur.
- Variabel intervening (mediator/ mediasi) dipengaruhi oleh variabel independen dan mempengaruhi variabel dependen, sedangkan variabel moderator lebih banyak tidak.
- Ciri khas variabel intervening atau mediator (terutama dalam penelitian keperilakuan/ sosial) adalah mudah berubah, misalnya rasa puas, sedih, benci, emosi, mood dan lain-lain. Sedangkan variabel moderator lebih susah berubah seperti masa kerja, usia, kepribadian, budaya dan lain-lain.
E. Variabel Kontrol
Untuk dapat menentukan kedudukan
variabel independen, dan dependen, moderator, intervening atau variabel yang
lain, harus dilihat konteksnya dengan dilandasi konsep teoritis yang mendasari
maupun hasil dari pengamatan yang empiris di tempat penelitian. Untuk itu
sebelum peneliti memilih variabel apa yang akan diteliti perlu melakukan kajian
teoritis, dan melakukan studi pendahuluan terlebih dahulu pada obyek yang akan
diteliti. Jangan sampai terjadi membuat rancangan penelitian dilakukan di
belakang meja, dan tanpa mengetahui terlebih dahulu permasalahan yang ada di
obyek penelitian.
Sering terjadi, rumusan masalah penelitian dibuat tanpa melalui studi pendahuluan ke obyek penelitian, sehingga setelah dirumuskan ternyata masalah itu tidak menjadi masalah pada obyek penelitian. Setelah masalah dapat dipahami dengan jelas dan dikaji secara teoritis, maka peneliti dapat menentukan variabel-variabel penelitiannya. Pada kenyataannya, gejala-gejala sosial itu meliputi berbagai macam variabel saling terkait secara simultan baik variabel independen, dependen, moderator, dan intervening, Sehingga penelitian yang baik akan mengamati semua variabel tersebut.
SUMBER DAN REFERENSI
Sugiyono.(2016). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta
John Creswell. (2015). Educational
Research, Planning, Conducting, and Evaluating Quantitave and Qualitative.
Person Educational, Inc.
Posting Komentar untuk "VARIBEL PENELITIAN KUANTITATIF"