JENIS-JENIS VARIABEL KUANTITATIF

  1. VARIABEL PENELITIAN KUANTITATIF

Variabel adalah suatu sebutan yang bentuknya dapat diberi nilai angka (kuantitatif) atau nilai mutu (kualitatif). Variabel dari suatu penelitian merupakan kegiatan menguji hipotesis (kesimpulan atau dugaan sementara). Artinya menguji kecocokan antara teori dan fakta empiris yang ada di dalam dunia nyata. Jadi, variabel bisa juga diartikan sebagai suatu atribut, sifat atau nilai dari orang, serta objek atau kegiatan yang memiliki variasi tertentu untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya oleh seorang peneliti.

Variabel merupakan pengelompokan secara logis dari dua atau lebih suatu atribut dari objek yang diteliti. Variabel penelitian sudah pasti memiliki sifat beragam (bervariasi). Variasi nilai pada variabel penelitian ini merujuk pada ragam karakteristik, berbeda antar satu dengan lainnya. Selain bervariasi, variabel penelitian juga harus dapat diukur. Mengingat penelitian kuantitatif mengharuskan hasil penelitiannya bersifat objektif, terukur dan dapat selalu terbuka untuk diuji.

Penggunaan istilah variabel penelitian memang lebih dikenal dalam jenis penelitian kuantitatif, jenis penelitian yang hasilnya diperoleh melalui perhitungan matematis.


  1. JENIS-JENIS VARIABEL KUANTITATIF

Variabel Bebas ( Variabel Independent)

Variabel bebas adalah suatu variabel yang apabila dalam suatu waktu berada bersamaan dengan variabel lain, maka (diduga) akan dapat berubah dalam keragamannya. Variabel bebas berarti variabel yang memiliki pengaruh atas perubahan yang terjadi pada variabel lainnya. Suatu perubahan yang terjadi pada suatu variabel dianggap disebabkan oleh variabel bebas ini. Variabel jenis ini juga biasa disebut dengan istilah variabel stimulus, predictor, antecedent atau variabel X.

Contohnya penelitian dengan judul “pengaruh minat baca terhadap prestasi belajar siswa” variabel bebasnya adalah minat baca, karena variabel tersebut berdiri sendiri dan dianggap mempengaruhi perubahan yang terjadi pada variabel lainnya yaitu prestasi belajar siswa.

Variabel Terikat (Variabel Dependent)

Berkebalikan dengan variabel bebas, variabel terikat berarti variabel yang dipengaruhi oleh variabel lainnya. Variabel ini keberadaannya dianggap merupakan suatu akibat dari adanya variabel bebas.Variabel terikat dapat juga disebut sebagai variabel outcome, criterion, effect, dan response. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2018). Pengertian lain juga menjelaskan bahwa variabel terikat bergantung pada variabel bebas (Creswell, 2019).

Contohnya penelitian dengan judul “pengaruh minat baca terhadap prestasi belajar siswa” berarti variabel terikatnya adalah prestasi belajar siswa, karena hasil prestasi siswa dianggap dipengaruhi oleh minat baca siswanya. Dalam menjelaskan hubungan antar variabel bebas dan terikat terdapat tiga istilah yang dikenal yaitu hubungan simetris, timbal balik, dan asimetris.

Hubungan simetris berarti suatu variabel tidak memiliki hubungan pengaruh/dipengaruhi oleh variabel lain. Dua variabel dalam hubungan simetris mempunyai kecenderungan arah yang sama. Contohnya terdapat penelitian dengan judul “pengaruh pola makan pada tinggi badan dan berat badan anak”. Hubungan simetris dari variabel yang ada pada penelitian ini adalah pada tinggi badan dan berat badan. Keduanya saling berhubungan tetapi tidak saling mempengaruhi.

Hubungan timbal balik berarti suatu variabel dapat menjadi penyebab sekaligus akibat bagi variabel lainnya. Contohnya variabel kualitas pendidikan dengan tingkat ekonomi nasional. Kedua variabel tersebut memiliki pengaruh satu sama lain. Semakin tinggi kualitas pendidikan maka semakin tinggi pula ekonomi suatu negara. Berlaku juga sebaliknya, apabila ekonomi suatu negara tinggi maka kualitas pendidikannya akan tinggi pula.

Hubungan asimetris berkebalikan dengan hubungan simetris yang berarti satu variabel memiliki pengaruh atas variabel lainnya. Contohnya seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya mengenai variable minat baca dan varibael prestasi belajar siswa.

Tabel 1.1 Perbedaan Variabel Bebas dan Variabel Terikat

Variabel Bebas

Variabel Terikat

Prediktor

Kriteria

Sebab yang diperkirakan

Akibat yang diperkirakan

Stimulus

Respons

Diramalkan dari….

Diramalkan untuk….

Anteseden

Konsekuensi

Dimanipulasi

Hasil yang terukur

Eksogen

Endogen

Variabel Moderator

Variabel moderator merupakan variabel bebas yang memengaruhi arah atau kekuatan hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat (Thompson, 2006). Variabel moderator biasanya disebut sebagai variabel independen kedua (Sugiyono, 2018). Variabel ini adalah variabel baru yang dikonstruksi sendiri oleh peneliti dengan cara mengambil satu variabel dan mengalikannya dengan variabel lain untuk mengetahui dampak keduanya (seperti, umur x sikap = kualitas hidup yang berdampak pada harga diri), dimana variabel-variabel ini biasanya terdapat pada penelitian eksperimen (Creswell, 2019).

Variabel ini mempunyai karakteristik dasar, yakni lebih sulit berubah dalam jangka waktu tertentu dan sering digunakan dalam analisis regrasi linear, atau structural equation modeling. Contohnya, pengaruh kemampuan terhadap kinerja. Usia dan kepribadian seseorang adalah variabel moderator dari contoh tersebut, artinya kemampuan kinerja akan semakin kuat apabila seseorang berada di usia yang relatif muda dan ada kepribadian tipe tertentu.

Variabel Intervening

Tuckman (1988) faktor yang secara teoritis mempengaruhi fenomena yang diamati tetapi tidak dapat dilihat, diukur, atau dimanipulasi. Holmbeck (1997) variabel yang menentukan bagaimana (atau mekanisme yang dengannya) efek yang diberikan terjadi antara variabel independen dan variabel dependen. Sugiyono (2019) variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antar variabel independen dan dependen menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diukur. Variabel ini merupakan variabel penyela/antara yang terletak di antara variabel independen dan dependen, sehingga variabel independen tidak langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel dependen.

Variabel interveining disebut juga variabel perantara, sebab keberadaannya dapat mempengaruhi hubungan variabel bebas dengan variabel terikat. Contoh variabel interveining adalah misalnya dalam penelitian yang berjudul pengaruh IQ terhadap nilai matematika melalui frekuensi belajar. Konsep dari judul tersebut, diduga IQ mempengaruhi nilai matematika siswa namun harus melalui frekuensi belajar. Sebab meskipun IQ tinggi tetapi tidak belajar maka nilai ujian matematika juga akan diduga rendah.

Dengan melihat gambar diatas, terdapat perbedaan yang sangat mendasar yaitu:

  1. Variabel intervening (mediator/mediasi) berada dalam satu jalur hubungan sedangkan variabel moderator berada di luar jalur.

  2. Variabel intervening (mediator/ mediasi) dipengaruhi oleh variabel independen dan mempengaruhi variabel dependen, sedangkan variabel moderator lebih banyak tidak.

  3. Ciri khas variabel intervening atau mediator (terutama dalam penelitian keperilakuan/ sosial) adalah mudah berubah, misalnya rasa puas, sedih, benci, emosi, mood dan lain-lain. Sedangkan variabel moderator lebih susah berubah seperti masa kerja, usia, kepribadian, budaya dan lain-lain.

Variabel Kontrol

Variabel kontrol adalah variabel yang dapat dikendalikan atau dibuat konstan sehingga hubungan variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. Variabel kontrol umumnya, sering digunakan untuk jenis penelitian perbandingan karena bersifat membandingkan melalui penelitian eksperimen.

Contohnya pengaruh pendidikan terhadap keterampilan pemasaran. Variable independennya pendidikan (SMU dan SMK), variabel kontrol yang ditetapkan sama misalnya adalah produk yang dipasarkan sama, lokasi pemasaran sama, alat-alat yang digunakan sama, ruang tempat pemasaran sama. Dengan adanya variable control tersebut, maka besarnya pengaruh jenis pendidikan terhadap kemampuan pemasaran dapat diketahui lebih pasti.

Untuk dapat menentukan kedudukan variabel independen, dan dependen, moderator, intervening atau variabel yang lain, harus dilihat konteksnya dengan dilandasi konsep teoritis yang mendasari maupun hasil dari pengamatan yang empiris di tempat penelitian. Untuk itu sebelum peneliti memilih variabel apa yang akan diteliti perlu melakukan kajian teoritis, dan melakukan studi pendahuluan terlebih dahulu pada obyek yang akan diteliti. Jangan sampai terjadi membuat rancangan penelitian dilakukan di belakang meja, dan tanpa mengetahui terlebih dahulu permasalahan yang ada di obyek penelitian.

Sering terjadi, rumusan masalah penelitian dibuat tanpa melalui studi pendahuluan ke obyek penelitian, sehingga setelah dirumuskan ternyata masalah itu tidak menjadi masalah pada obyek penelitian. Setelah masalah dapat dipahami dengan jelas dan dikaji secara teoritis, maka peneliti dapat menentukan variabel-variabel penelitiannya. Pada kenyataannya, gejala-gejala sosial itu meliputi berbagai macam variabel saling terkait secara simultan baik variabel independen, dependen, moderator, dan intervening, Sehingga penelitian yang baik akan mengamati semua variabel tersebut.


Sumber Referensi :

Sugiyono.(2016). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

John Creswell. (2015). Educational Research, Planning, Conducting, and Evaluating Quantitave and Qualitative. Person Educational, Inc.


Posting Komentar untuk "JENIS-JENIS VARIABEL KUANTITATIF"